Monday, January 13, 2020

Makalah Budidaya Kedelai



MAKALAH BUDIDAYA KEDELAI












Nama : RIESKA DWI PRAKOSA
Fakultas/Prodi : Pertanian/Prodi
Universitas Merdeka Pasuruan









KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Budidaya Tanaman  Kedelai”. Pada makalah ini saya banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pembaca.
           




                                                                      Pasuruan, 23 Desember 2019



                                                Penyusun










DAFTAR ISI


Judul…………………………………………………………………………          i
Kata Pengantar…………………………………………………………….            ii
Daftar isi…………………………………………………………………….           iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..           1

1.1  Latar Belakang………………………………………………………..            1
1.2   Tujuan Penulisan…………………………………………………….             2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..            3

2.1  Botani Tanaman Kedelai……………………………………………..            3
2.2  Syarat Tumbuh………………………………………………………..            5
2.3 Teknik Budidaya Kedelai……………………………………………..            6
2.4 Panen……………………………………………………………………           11

BAB III PENUTUP………………………………………………………..            12

5.1  Kesimpulan……………………………………………………………             12
5.2  Saran…………………………………………………………………..             12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..             13






PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kedelai adalah keluarga polong-polongan. Kacang ini sudah tumbuh sejak 3500 tahun yang lalu. Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). Jenis olahan kedelai yang banyak  terdapat  di Indonesia adalah kecap, tahu, tempe, dan susu.
Kedelai dikenal dengan berbagai nama: sojaboom, soja, soja bohne, soybean, kedele, kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong, kaceng bulu, kacang jepun, dekenana, demekun, dele, kadele, kadang jepun, lebui bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang kuning (aceh) dan gadelei. Berbagai nama ini menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di Indonesia.
Hampir semua lapisan masyarakat menyukai makanan yang terbuat dari kedelai. Bagi petani, tanaman ini penting untuk menambah pendapatan karena dapat segera dijual dan harganya tinggi. Tanaman ini dapat diusahakan di lahan pasang surut. Hasilnya cukup memadai, namun cara mengusahakannya berbeda daripada di lahan sawah irigasi dan lahan kering. Tanaman ini tidak tahan genangan. Oleh sebab itu, tidak dianjurkan menanam kedelai di lahan pasang surut yang bertipe luapan air A yang selalu terluapi baik saat pasang besar maupun pasang kecil.
Kedelai merupakan sumber makanan yang lengkap. Kedelai mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral seperti kalsium, asam folat, kalium serta besi. Selain itu, protein yang dikandung kedelai terdiri dari semua asam amino essensial yang sangat diperlukan bagi kesehatan.
The Food and Drug Administration (FDA) menemukan manfaat kedelai dalam menurunkan kadar kolesterol di tahun 1999. FDA mengeluarkan klaim kesehatan bahwa 25 gram kedelai per hari bisa menurunkan risiko penyakit jantung.
  1. Kedelai sangat mudah dicerna dan merupakan salah satu makanan pembangun tubuh yang paling bernutrisi di dunia.
  2. Kedelai mempunyai kadar lecithin tinggi yang berguna untuk mengatasi kelelahan mental dan melawan terjadinya penimbunan kolesterol.
  3. Lecithin telah diklaim efektif menurunkan kadar kolesterol darah melalui proses emulsi lemak. Karena itu sangat berguna dalam melawan pengerasan arteri serta komplikasi akibat penyakit jantung, otak, ginjal serta mata yang  bisa timbul.
  4. Lecithin merupakan makanan otak, tonik serta sumber energi.
  5. Hasil penelitian telah menunjukkan kalau pasien diabetes mengalami kemajuan pesat setelah ditangani dengan lecithin.
  6. Lecithin juga dilaporkan efektif dalam mengatasi psoriasis.
  7. Jika dikonsumsi dalam jumlah cukup, lecithin berfungsi mencegah pembentukan batu ginjal.
    Lecithin cair juga berfungsi menyembuhkan luka serta bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu, lechitin juga terbukti efektif mencegah pellagra, penyakit yang ditandai dengan gangguan perut dan usus, masalah kulit serta gejala-gejala gangguan saraf seperti melancholia.
  8. Kedelai kaya akan linoleic dan linoleic acid (jenis lemak tidak jenuh). Karena itu, makanan ini sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit serta mengatasi berbagai kasus eksem.
  9. Minyak kedelai murni efektif digunakan untuk mengatasi masalah kulit karena mengandung lecithin alami. Kedelai mengandung alkali 20 kali lebih banyak dibandingkan susu.
  10. Lecithin berfungsi meningkatkan kandungan gamma globulin dalam darah. Gamma globulin ini berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan infeksi berbagai penyakit.


            Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Teknik Budidaya Tanaman Kedelai






PEMBAHASAN

2.1  Botani Tanaman Kedelai
           
            A. Klasifikasi Tanaman Kedelai
            Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max . Namun pada tahun 1948 telah disepakatibahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Menurt Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai berikut :
Kingdom            : Plantae
Subkingdom       : Tracheobionta
Super Divisi       : Spermatophyta
Divisi                  : Magnoliophyta
Kelas                   : Magnoliopsida
Sub Kelas            : Rosidae
Ordo                    : Fabales
Famili                  : Fabaceae
Genus                  : Glycine
Spesies                : Glycine max (L.) Merr.

            B. Morfologi Tanaman Kedelai

            1). Akar      
            Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil.
            Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Pada umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu, misalnya kadar air tanah yang terlalu tinggi.
            2). Batang
            Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe batang mirip keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau semi-indeterminate (Kanisus, 1989).
            Jumlah buku pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan periode panjang penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah buku berkisar 15-30 buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak dibandingkan batang determinate (Hidayat, 1985).
            Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua. Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut hipokotil, sedangkan bagian di atas keping biji disebut epikotil. Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau (Bertham, 2002).

            3). Daun
            Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).
            Pada buku pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang (Andrianto, 2004).

Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.

            1.  Tanah
            Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik serta ketersediaan airyang cukup selama masa pertumbuhan.
Kedelai dapat tumbuh pada jenis tanah:
·      Alluvial, regosol grumusol, latosol, dan andosol.
·      Posdolik Merah Kuning, dan tanah yang mengandung pasir kwarsa, perlu diberi pupuk organic, fosfat, dan pengapuran.
            2.  Iklim
·      Curah hujan 100-200 mm/bulan hujan merata
·      Suhu udara 250C - 270C, dengan penyinaran penuh minimal 10 jam per hari.
·      Kelembaban  antara 60% - 70%.
·      pH tanah 5,8 – 7.
·      Ketinggian dari permukaan laut : 0-900 meter optimal sekitar 650 m dpl.
            3.  Air
·      Masa Vegetatif (pertumbuhan) : curah hujan cukup
·      Masa Generatif (pembungaan) : curah hujan yang kurang saat pembungaan dan pematangan biji sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil kedelai.





Kedelai dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang). Penanaman biasanya dilakukan pada akhir musim penghujan, setelah panen padi. Pengerjaan tanah biasanya minimal. Biji dimasukkan langsung pada lubang-lubang yang dibuat. Biasanya berjarak 20-30cm. Pemupukan dasar nitrogen dan fosfat diperlukan, namun setelah tanaman tumbuh penambahan nitrogen tidak memberikan keuntungan apa pun. Lahan yang belum pernah ditanami kedelai dianjurkan diberi "starter" bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan tanaman. Penugalan tanah dilakukan pada saat tanaman remaja (fase vegetatif awal), sekaligus sebagai pembersihan dari gulma dan tahap pemupukan fosfat kedua. Menjelang berbunga pemupukan kalium dianjurkan walaupun banyak petani yang mengabaikan untuk menghemat biaya.

1.    Persiapan Lahan
            Pembersihan gulma, tanah diolah dangkal dan gulma dibenamkan. Pengolahan tanah dilakukan sebelum jatuhnya hujan.

2.    Pengolahan Tanah
            Pengolahan tanah bertujuan untuk membuat tanah jadi gembur dan membersihkan lahan dari rumput- rumputan, kayu, dan lain-lain. Di lahan pasang surut, sewaktu pengolahan tanah perlu memperhatikan kedalaman lapisan pirit. Lapisan yang beracun ini tidak boleh terangkat ke permukaan tanah karena dapat meracuni tanaman.

• Alat yang digunakan untuk mengolah tanah: cangkul, bajak ditarik sapi/kerbau atau traktor.
• Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna (dua kali).
• Kedalaman pengolahan tanah di lahan potensial dan sulfat masam sekitar 20 cm

• Di lahan gambut, kedalaman pengolahan tanah sekitar 10 cm tanpa pembalikan.
• Tanah diratakan menggunakan garu.
• Setelah tanah diolah, dibuat saluran cacing (kemalir) dengan lebar 30 cm, kedalaman 30 cm, dan jarak antar-saluran 6-10 m.

3.    Pemberian Pupuk Kandang
            Pemberian Pupuk Kandang saat pengolahan tanah sangat disarankan, karena dapat memperbaiki kondisi tanah selain dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan. Dosis penggunaan Pupuk Kandang untuk tanah yang kurus sekitar 5 ton/ha.

4.    Pemberian Dolomit
            Tanaman kedelai menginginkan pH netral berkisar 5-6. Sehingga perlu pengapuran pada tanah masam. Pemberian Dolomit dengan dosis 2000 kg/ha (200 gr/m2) diharapkan mampu menciptakan pH tanah yang optimal.

5.    Pemberian Trichoderma sp
            Pemberian Trichoderma dilakukan bersamaan dengan pupuk kandang dan dolomite. Trichoderma berfungsi sebagai decomposer, mempercepat pelapukan bahan organic dalam tanah sehingga dapat segera diserap oleh tanaman dan sebagai tindakan preventif untuk mencegah serangan penyakit tanaman. Dosis Trichoderma : 400 gr/ha.

6.    Persiapan Benih
            Varitas yang dianjurkan untuk lahan sawah bekas padi adalah varietas yang berumur genjah (< 80 hari) dan berumur sedang (81-89 hari). Tiga belas varietas yaitu Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci, Merbabu, Raung, Rinjani, Lompobatang, Lawu, Tengger, dan Jayawijaya dianjurkan untuk lahan sawah bekas padi. Sedangkan varietas lokal berumur genjah yang dianjurkan diantaranya Genjah Slawi, TK-5, dan Lokal Brebes/Lumajang, Bewok. Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan penyimpanan benih. Benih yang dipilih adalah benih yang sehat, utuh/bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi. Benih bermutu tinggi harus memenuhi syarat di bawah ini:
·    Murni dan diketahui nama varietasnya
·    Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih
·    Bersih, tidak tercampur biji rumput, kotoran atau biji tanaman lain
·   Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi cendawan yang menyebabkan busuknya kecambah
·    Bernas, tidak keriput, tidak ada bekas gigitan serangga, serta bijinya matang dan telah benar-benar kering.

7.    Penanaman
a.    Jarak Tanam
            Jarak tanam berpengaruh terhadap jumlah populasi. Jika ditanam rapat maka populasi akan tinggi dan hasil produksi akan lebih besar. Jarak tanam yang sempit biasanya dilakukan pada tanah yang subur. Untuk tanah yang kurang subur jarak tanam harus diperlebar untuk mengurangi kompetisi hara oleh tanaman. Jarak tanam yang biasa dipakai (dalam cm)adalah 25×25, 50×12,5, 20×20, 40×10,30×15 dengan mengisi lubang tugal dengan 2 biji benih kedelai.

b.     Pelaksanaan tanam
·  Tanah ditugal dan biji biasanya diletakkan di bawah tunggul jerami atau diantara rumpun
·  Dua atau tiga biji diletakkan pada lubang tugal, kemudian tutup dengan tanah atau dengan abu sekam maupun abu jerami
·  Setelah tanam, lahan bisa ditutupi mulsa jerami atau bisa juga dibiarkan terbuka tanpa mulsa.
·  Penyulaman biji sebaiknya dilaksanakan 4-7 hari setelah tanam.

c.    Penanaman Kedelai berdasarkan pola tanam.
            Kedelai dapat dibudidayakan secara tunggal (monokultur) atau ditumpangsarikan (diselingi) dengan jagung.
1. Secara tunggal (monokultur)
            • Benih ditanam secara tugal.
            • Jarak tanam 20 cm x 40 cm.
            • Jumlah benih 2-3 biji per lubang tanam.
            • Benih yang sudah ditaruh di lubang tanam ditutup dengan tanah


2. Tumpangsari dengan jagung
   • Jarak tanam jagung antar-barisan tanaman tidak boleh kurang dari 2 meter, sedangkan jarak tanam dalam barisan 40 cm. Kalau ditanam di lahan yang belum pernah ditanami kedelai, benih sebaiknya dicampur dengan rizobium seperti Legin. Bila rizobium tidak tersedia dapat menggunakan tanah yang sudah pernah ditanami kedelai. Inokulasi rizobium bertujuan untuk mengurangi pemakaian pupuk nitrogen (urea) karena tanaman kedelai dapat memanfaatkan nitrogen yang ada di udara setelah diinokulasi dengan rizobium.
Cara menginokulasi kedelai :
• Siapkan benih kedelai dalam jumlah yang cukup.
• Siapkan rizobium sebanyak 7,5 gram untuk 1 kg benih, atau tanah yang telah ditanami kedelai se- banyak 1 kg untuk 9 kg benih.
• Benih, rizobium atau tanah tersebut dimasukkan ke ember yang diisi air secukupnya.
• Apabila rizobium telah menempel ke benih secara sempurna, benih segera dikeringkan di tempat yang sejuk.
• Benih yang telah dicampuri rizobium harus se- cepatnya ditanam.
• Sebelum ditanam, biji yang telah diinokulasi ter- sebut dikeringkan di tempat yang sejuk.

8.    Pemupukan
            Jumlah takaran pupuk dan saat pemberiannya tidak sama untuk setiap lokasi, tergantung kepada tipologi lahannya. Selain pupuk, kapur juga perlu diberikan untuk mengurangi kemasaman tanah. Kedelai tidak dapat tumbuh baik di lahan yang sangat masam.
·         Dosis pemupukan
Biasanya untuk kedelai dosis yang dianjurkan adalah:
N :50-100 kg Urea/ha
P : 75-150 kg TSP/ha
K : 50-100 kg KCl/ha
Ditambah dengan pupuk kandang 5 ton/ha.



·         Waktu pemupukan
            Pupuk diberikan selama tiga kali yaitu pertama pada saat. Pupuk dasar ini penting karena pada saat tanaman berumur 15-20 hari, bintil akar belum terbentuk. Pemupukan kedua diberikan pada saat menjelang pembungaan (25 hari setelah tanam) dan pemberian ketiga dilakukan saat pengisian biji (40-45 hari setelah tanam). Dosis pupuk yang dibutuhkan diberikan bertahap selama tiga kali (setiap pemupukan 1/3 dari dosis total pupuk).

·                     Cara pemberian
            Cara pemberian pupuk yaitu dengan menugal atau melarik tanah. Setelah pupuk ditempatkan dalam lubang atau larikan, kemudian ditutup dengan tanah. Dapat juga dilakukan dengan membuat lubang dengan tugal di sebelah kanan dan kiri lubang benih sedalam 5-7 cm dengan jarak 5-7 cm dari lubang tanam. Pupuk dasar TSP,SP-36 dapat diberikan semua dari dosis yang dianjurkan sedangkan pupuk N dan K diberikan setengah dari dosis yang dianjurkan. Setengahnya lagi diberikan setelah tanaman berumur 20-30 hari. Ini disebabkan karena pupuk P sulit tersedia bagi tanaman.

9.    Penjarangan dan Penyulaman
            Penjarangan bertujuan untuk:
           ·      Mengurangi persaingan antar-tanaman dalam menyerap unsur hara di tanah yang kurang subur.
           ·      Mencegah tanaman kekurangan sinar matahari di tanah yang subur.
Penjarangan dan penyulaman dilakukan ketika tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam. Jumlah tanaman yang disisakan setelah penjarangan adalah dua batang per rumpun. Tanaman yang disisakan adalah yang paling baik pertumbuhannya.

10.    Penyiangan
        • Penyiangan bertujuan untuk membebaskan tanaman dari tanaman pengganggu (gulma).
        • Penyiangan dapat dilakukan dua kali, yaitu pada saat tanaman berumur 2-3 minggu clan 5-6 minggu setelah tanam, tergantung pada keadaan gulma.
        • Alat yang digunakan: kored atau cangkul kecil.
        • Penyiangan gulma dapat dilakukan dengan me- nyebarkan jerami (mulsa) di permukaan lahan atau menyemprotkan herbisida (obat-obatan).Obat-obatan yang dapat dipakai antara lain adalah Agroxone-4 atau Goal 2E dengan takaran 1,5-2 liter per hektar. Penyemprotan herbisida dilakukan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam

2.4 Panen          
            Ciri kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning. Panen dilakukan dengan cara membabat pangkal batang di atas permukaan tanah dengan menggunakan sabit atau alat khusus. Berangkasan dijemur sampai kering. Setelah kering, dipukul-pukul dengan alat pemukul, sampai biji terpisah dari berangkasannya. Setelah biji terpisah, biasanya dibersihkan dan dijemur sampai kering betul (mencapai kadar air 10-12 %).
            Jika panen dilakukan saat musim hujan maka dapat dilakukan cara pengeringan seperti berikut:
·         Menggantung berangkasan kedelai pada pancangan-pancangan bambu yang sudah disediakan. Caranya yaitu dengan mengikat pangkal-pangkal berangkasan kedelai, kemudian pangkal ikatan (bagian tengahnya) diselipkan pada tiang-tiang bambu.
·         Menghamparkan berangkasan-berangkasan kedelai setebal 10 cm pada lantai ruangan.
·         Kedua cara diatas harus dilakukan di tempat yang terlindung dari hujan. Dengan kedua cara ini (6 hari berturut-turut), daya kecambah benih dapat dipertahankan antara 80-98%. Kerusakan biji yang terjadi berkisar antara 0,3-0,9%. Cara lain untuk mengeringkan di saat musim hujan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengering(flat bed dryer/horizontal dryer). Letakkan berangkaasan kedelai pada bak pengering,lama pengeringan antara 8-10 jam. Setiap dua jam, berangkasan harus dibalik secara merata. Kedelai yang tidak langsung dikeringkan setelah dipanen, akan menyebabkan daya kecambah turun sampai 37 %.


PENUTUP

5.1  Kesimpulan

·   Kedelai adalah keluarga polong-polongan.
·   Kedelai mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral seperti kalsium, asam folat, kalium serta besi.
·   Kedelai akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam.
·   Kedelai dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang).
·   Ciri kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning.


            Usaha bidang pertanian dengan budidaya tanaman kedelai sangat menguntungkan dilihat dari analisis ekonominya tetapi dalam usaha perlu adanya perencanaan yang matang agar tidak terjadi kesalahan dalam biaya maupun budidaya tanamannya.















                                                                                                                         



Anonim. 2010. Budidaya Tanaman Kedelai. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html (diakses tanggal 23 Desember 2019).

Dedenia. 2009. Teknik Bercocok Tanam Kedelai. http://dedenia72.wordpress.com/2009/09/04/teknik-bercocok-tanam-kedelai/ (diakses tanggal 23 Desember 2019).

Yudi, Abror. 2007. Budidaya Kedelai. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html (diakses tanggal 23 Desember 2019).

AAK. 1989. Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.

Marwanto. 1992. Budidaya Kedelai (Glycine max L. Merill). Jakarta: Agrosia.

Arsyad, D.M. dan M. Syam. 1998. Budidaya Kedelai. Jakarta: Bumi Aksara.

Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tettrinica Meirina, Sri Darmanti, Sri Haryanti. 2012. PRODUKTIVITAS
KEDELAI ( Glycine max (L.) Merril var. Lokon ) YANG DIPERLAKUKAN
DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR LENGKAP PADA DOSIS DAN
WAKTU PEMUPUKAN YANG BERBEDA. Jurnal Biologi MIPA UNDIP.

Andriany F Damanik, Rosmayati, Hasmawi Hasyim. 2013. RESPONS
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN
MIKORIZA DAN PENGGUNAAN UKURAN BIJI PADA TANAH SALIN.

Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, ISSN No. 2337- 6597.

Sukmawati. 2013. RESPON TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN
PUPUK ORGANIK, INOKULASI FMA DAN VARIETAS KEDELAI DI
TANAH PASIRAN. Jurnal Pertanian Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
Volume 7, No. 4, ISSN No. 1978-3787.