MAKALAH
BUDIDAYA KEDELAI
Nama : RIESKA DWI PRAKOSA
Fakultas/Prodi : Pertanian/Prodi
Universitas Merdeka Pasuruan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Budidaya Tanaman Kedelai”. Pada makalah ini saya banyak
mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata saya
mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pembaca.
Pasuruan, 23 Desember 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Judul………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………………. ii
Daftar isi……………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan Penulisan……………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….. 3
2.1 Botani Tanaman Kedelai…………………………………………….. 3
2.2 Syarat Tumbuh……………………………………………………….. 5
2.3 Teknik Budidaya Kedelai…………………………………………….. 6
2.4 Panen…………………………………………………………………… 11
BAB III PENUTUP……………………………………………………….. 12
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 12
5.2 Saran………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 13
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kedelai adalah keluarga
polong-polongan. Kacang ini sudah tumbuh sejak 3500 tahun yang lalu. Kedelai
yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine
max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih,
atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). Jenis
olahan kedelai yang banyak terdapat di Indonesia adalah kecap, tahu,
tempe, dan susu.
Kedelai dikenal dengan berbagai
nama: sojaboom, soja, soja bohne, soybean, kedele,
kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong,
kaceng bulu, kacang jepun, dekenana, demekun, dele,
kadele, kadang jepun, lebui bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon,
kacang kuning (aceh) dan gadelei. Berbagai nama ini menunjukkan bahwa
kedelai telah lama dikenal di Indonesia.
Hampir semua lapisan masyarakat
menyukai makanan yang terbuat dari kedelai. Bagi petani, tanaman ini penting
untuk menambah pendapatan karena dapat segera dijual dan harganya tinggi.
Tanaman ini dapat diusahakan di lahan pasang surut. Hasilnya cukup memadai,
namun cara mengusahakannya berbeda daripada di lahan sawah irigasi dan lahan
kering. Tanaman ini tidak tahan genangan. Oleh sebab itu, tidak dianjurkan
menanam kedelai di lahan pasang surut yang bertipe luapan air A yang selalu
terluapi baik saat pasang besar maupun pasang kecil.
Kedelai merupakan sumber makanan
yang lengkap. Kedelai mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan
mineral seperti kalsium, asam folat, kalium serta besi. Selain itu, protein
yang dikandung kedelai terdiri dari semua asam amino essensial yang sangat
diperlukan bagi kesehatan.
The Food and Drug Administration (FDA) menemukan manfaat kedelai
dalam menurunkan kadar kolesterol di tahun 1999. FDA mengeluarkan klaim
kesehatan bahwa 25 gram kedelai per hari bisa menurunkan risiko penyakit
jantung.
- Kedelai sangat mudah dicerna dan merupakan salah satu makanan pembangun tubuh yang paling bernutrisi di dunia.
- Kedelai mempunyai kadar lecithin tinggi yang berguna untuk mengatasi kelelahan mental dan melawan terjadinya penimbunan kolesterol.
- Lecithin telah diklaim efektif menurunkan kadar kolesterol darah melalui proses emulsi lemak. Karena itu sangat berguna dalam melawan pengerasan arteri serta komplikasi akibat penyakit jantung, otak, ginjal serta mata yang bisa timbul.
- Lecithin merupakan makanan otak, tonik serta sumber energi.
- Hasil penelitian telah menunjukkan kalau pasien diabetes mengalami kemajuan pesat setelah ditangani dengan lecithin.
- Lecithin juga dilaporkan efektif dalam mengatasi psoriasis.
- Jika dikonsumsi dalam jumlah cukup,
lecithin berfungsi mencegah pembentukan batu ginjal.
Lecithin cair juga berfungsi menyembuhkan luka serta bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu, lechitin juga terbukti efektif mencegah pellagra, penyakit yang ditandai dengan gangguan perut dan usus, masalah kulit serta gejala-gejala gangguan saraf seperti melancholia. - Kedelai kaya akan linoleic dan linoleic acid (jenis lemak tidak jenuh). Karena itu, makanan ini sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit serta mengatasi berbagai kasus eksem.
- Minyak kedelai murni efektif digunakan untuk mengatasi masalah kulit karena mengandung lecithin alami. Kedelai mengandung alkali 20 kali lebih banyak dibandingkan susu.
- Lecithin berfungsi meningkatkan kandungan gamma globulin dalam darah. Gamma globulin ini berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan infeksi berbagai penyakit.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui Bagaimana
Teknik Budidaya Tanaman Kedelai
PEMBAHASAN
2.1
Botani Tanaman Kedelai
A. Klasifikasi
Tanaman Kedelai
Pada
awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan
Soja max . Namun pada tahun 1948 telah disepakatibahwa nama botani yang dapat
diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Menurt
Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas :
Rosidae
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Glycine
Spesies
: Glycine max (L.) Merr.
B. Morfologi
Tanaman Kedelai
1).
Akar
Akar
kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil.
Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan
kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat
pertumbuhan yang cepat dari hipokotil.
Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar
sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga
seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil.
Pada umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu, misalnya kadar air
tanah yang terlalu tinggi.
2).
Batang
Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinate
dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas
keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate
ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai
berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk
batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga.
Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe batang mirip
keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau
semi-indeterminate (Kanisus, 1989).
Jumlah buku pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan periode
panjang penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah buku berkisar
15-30 buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak dibandingkan
batang determinate (Hidayat, 1985).
Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi kecambah dan
saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua. Bagian batang
di bawah keping biji yang belum lepas disebut hipokotil, sedangkan bagian di
atas keping biji disebut epikotil. Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau
hijau (Bertham, 2002).
3).
Daun
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik.
Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi
produksi biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi
sangat cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun
mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).
Pada buku pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun
tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu
dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga
mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan
berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus pada kedua sisi. Tunas atau bunga
akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan
gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang (Andrianto, 2004).
Kedelai merupakan terna dikotil
semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang
berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat
dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah
subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13
jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari
kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika,
karena tanaman terlalu dini berbunga.
1. Tanah
Tanaman
dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi
(tata udara) tanah cukup baik serta ketersediaan airyang cukup selama masa
pertumbuhan.
Kedelai dapat tumbuh pada jenis
tanah:
· Alluvial, regosol grumusol, latosol,
dan andosol.
· Posdolik Merah Kuning, dan tanah
yang mengandung pasir kwarsa, perlu diberi pupuk organic, fosfat, dan pengapuran.
2. Iklim
· Curah hujan 100-200 mm/bulan hujan
merata
· Suhu udara 250C - 270C,
dengan penyinaran penuh minimal 10 jam per hari.
· Kelembaban antara 60% - 70%.
· pH tanah 5,8 – 7.
· Ketinggian dari permukaan laut : 0-900
meter optimal sekitar 650 m dpl.
3. Air
· Masa Vegetatif (pertumbuhan) : curah
hujan cukup
· Masa Generatif (pembungaan) : curah
hujan yang kurang saat pembungaan dan pematangan biji sangat berpengaruh
terhadap peningkatan hasil kedelai.
Kedelai dibudidayakan di lahan sawah
maupun lahan kering (ladang). Penanaman biasanya dilakukan pada akhir musim
penghujan, setelah panen padi. Pengerjaan tanah biasanya minimal. Biji
dimasukkan langsung pada lubang-lubang yang dibuat. Biasanya berjarak 20-30cm.
Pemupukan dasar nitrogen dan fosfat diperlukan, namun setelah tanaman tumbuh
penambahan nitrogen tidak memberikan keuntungan apa pun. Lahan yang belum
pernah ditanami kedelai dianjurkan diberi "starter" bakteri pengikat
nitrogen Bradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan tanaman.
Penugalan tanah dilakukan pada saat tanaman remaja (fase vegetatif awal),
sekaligus sebagai pembersihan dari gulma dan tahap pemupukan fosfat kedua.
Menjelang berbunga pemupukan kalium dianjurkan walaupun banyak petani yang
mengabaikan untuk menghemat biaya.
1. Persiapan Lahan
Pembersihan
gulma, tanah diolah dangkal dan gulma dibenamkan. Pengolahan tanah dilakukan
sebelum jatuhnya hujan.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan
tanah bertujuan untuk membuat tanah jadi gembur dan membersihkan lahan dari
rumput- rumputan, kayu, dan lain-lain. Di lahan pasang surut, sewaktu
pengolahan tanah perlu memperhatikan kedalaman lapisan pirit. Lapisan yang
beracun ini tidak boleh terangkat ke permukaan tanah karena dapat meracuni
tanaman.
•
Alat yang digunakan untuk mengolah tanah: cangkul, bajak ditarik sapi/kerbau
atau traktor.
• Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna (dua kali).
• Kedalaman pengolahan tanah di lahan potensial dan sulfat masam
sekitar 20 cm
• Di lahan gambut, kedalaman pengolahan tanah sekitar 10 cm
tanpa pembalikan.
• Tanah diratakan menggunakan garu.
•
Setelah tanah diolah, dibuat saluran cacing (kemalir) dengan lebar 30 cm,
kedalaman 30 cm, dan jarak antar-saluran 6-10 m.
3. Pemberian Pupuk Kandang
Pemberian
Pupuk Kandang saat pengolahan tanah sangat disarankan, karena dapat memperbaiki
kondisi tanah selain dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan. Dosis penggunaan
Pupuk Kandang untuk tanah yang kurus sekitar 5 ton/ha.
4. Pemberian Dolomit
Tanaman
kedelai menginginkan pH netral berkisar 5-6. Sehingga perlu pengapuran pada
tanah masam. Pemberian Dolomit dengan dosis 2000 kg/ha (200 gr/m2)
diharapkan mampu menciptakan pH tanah yang optimal.
5. Pemberian Trichoderma sp
Pemberian
Trichoderma dilakukan bersamaan dengan pupuk kandang dan dolomite. Trichoderma
berfungsi sebagai decomposer, mempercepat pelapukan bahan organic dalam tanah
sehingga dapat segera diserap oleh tanaman dan sebagai tindakan preventif untuk
mencegah serangan penyakit tanaman. Dosis Trichoderma : 400 gr/ha.
6. Persiapan Benih
Varitas
yang dianjurkan untuk lahan sawah bekas padi adalah varietas yang berumur
genjah (< 80 hari) dan berumur sedang (81-89 hari). Tiga belas varietas
yaitu Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci, Merbabu, Raung, Rinjani,
Lompobatang, Lawu, Tengger, dan Jayawijaya dianjurkan untuk lahan sawah bekas
padi. Sedangkan varietas lokal berumur genjah yang dianjurkan diantaranya
Genjah Slawi, TK-5, dan Lokal Brebes/Lumajang, Bewok. Hal yang perlu
diperhatikan secara khusus untuk mendapatkan benih bermutu tinggi adalah
sortasi dan penyimpanan benih. Benih yang dipilih adalah benih yang sehat,
utuh/bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi. Benih bermutu tinggi harus
memenuhi syarat di bawah ini:
·
Murni dan diketahui nama varietasnya
·
Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 %
atau lebih
·
Bersih, tidak tercampur biji rumput,
kotoran atau biji tanaman lain
· Sehat, tidak menularkan penyakit,
serta tidak terinfeksi cendawan yang menyebabkan busuknya kecambah
· Bernas, tidak keriput, tidak ada
bekas gigitan serangga, serta bijinya matang dan telah benar-benar kering.
7. Penanaman
a. Jarak Tanam
Jarak
tanam berpengaruh terhadap jumlah populasi. Jika ditanam rapat maka populasi
akan tinggi dan hasil produksi akan lebih besar. Jarak tanam yang sempit
biasanya dilakukan pada tanah yang subur. Untuk tanah yang kurang subur jarak
tanam harus diperlebar untuk mengurangi kompetisi hara oleh tanaman. Jarak
tanam yang biasa dipakai (dalam cm)adalah 25×25, 50×12,5, 20×20, 40×10,30×15
dengan mengisi lubang tugal dengan 2 biji benih kedelai.
b. Pelaksanaan tanam
· Tanah
ditugal dan biji biasanya diletakkan di bawah tunggul jerami atau diantara
rumpun
· Dua
atau tiga biji diletakkan pada lubang tugal, kemudian tutup dengan tanah atau
dengan abu sekam maupun abu jerami
· Setelah
tanam, lahan bisa ditutupi mulsa jerami atau bisa juga dibiarkan terbuka tanpa
mulsa.
· Penyulaman
biji sebaiknya dilaksanakan 4-7 hari setelah tanam.
c. Penanaman Kedelai berdasarkan pola tanam.
Kedelai
dapat dibudidayakan secara tunggal (monokultur) atau ditumpangsarikan
(diselingi) dengan jagung.
1. Secara tunggal (monokultur)
• Benih
ditanam secara tugal.
• Jarak tanam
20 cm x 40 cm.
• Jumlah
benih 2-3 biji per lubang tanam.
• Benih
yang sudah ditaruh di lubang tanam ditutup dengan tanah
2. Tumpangsari dengan jagung
• Jarak tanam jagung antar-barisan tanaman
tidak boleh kurang dari 2 meter, sedangkan jarak tanam dalam barisan 40 cm.
Kalau ditanam di lahan yang belum pernah ditanami kedelai, benih sebaiknya
dicampur dengan rizobium seperti Legin. Bila rizobium tidak tersedia dapat
menggunakan tanah yang sudah pernah ditanami kedelai. Inokulasi rizobium
bertujuan untuk mengurangi pemakaian pupuk nitrogen (urea) karena tanaman
kedelai dapat memanfaatkan nitrogen yang ada di udara setelah diinokulasi
dengan rizobium.
Cara menginokulasi kedelai :
• Siapkan benih kedelai dalam jumlah yang cukup.
•
Siapkan rizobium sebanyak 7,5 gram untuk 1 kg benih, atau tanah yang telah
ditanami kedelai se- banyak 1 kg untuk 9 kg benih.
•
Benih, rizobium atau tanah tersebut dimasukkan ke ember yang diisi air
secukupnya.
•
Apabila rizobium telah menempel ke benih secara sempurna, benih segera
dikeringkan di tempat yang sejuk.
•
Benih yang telah dicampuri rizobium harus se- cepatnya ditanam.
•
Sebelum ditanam, biji yang telah diinokulasi ter- sebut dikeringkan di tempat
yang sejuk.
8. Pemupukan
Jumlah
takaran pupuk dan saat pemberiannya tidak sama untuk setiap lokasi, tergantung
kepada tipologi lahannya. Selain pupuk, kapur juga perlu diberikan untuk
mengurangi kemasaman tanah. Kedelai tidak dapat tumbuh baik di lahan yang
sangat masam.
· Dosis pemupukan
Biasanya untuk kedelai dosis yang
dianjurkan adalah:
N :50-100 kg Urea/ha
P : 75-150 kg TSP/ha
K : 50-100 kg KCl/ha
Ditambah dengan pupuk kandang 5
ton/ha.
·
Waktu
pemupukan
Pupuk
diberikan selama tiga kali yaitu pertama pada saat. Pupuk dasar ini penting karena
pada saat tanaman berumur 15-20 hari, bintil akar belum terbentuk. Pemupukan
kedua diberikan pada saat menjelang pembungaan (25 hari setelah tanam) dan
pemberian ketiga dilakukan saat pengisian biji (40-45 hari setelah tanam).
Dosis pupuk yang dibutuhkan diberikan bertahap selama tiga kali (setiap
pemupukan 1/3 dari dosis total pupuk).
·
Cara
pemberian
Cara
pemberian pupuk yaitu dengan menugal atau melarik tanah. Setelah pupuk
ditempatkan dalam lubang atau larikan, kemudian ditutup dengan tanah. Dapat
juga dilakukan dengan membuat lubang dengan tugal di sebelah kanan dan kiri
lubang benih sedalam 5-7 cm dengan jarak 5-7 cm dari lubang tanam. Pupuk dasar
TSP,SP-36 dapat diberikan semua dari dosis yang dianjurkan sedangkan pupuk N
dan K diberikan setengah dari dosis yang dianjurkan. Setengahnya lagi diberikan
setelah tanaman berumur 20-30 hari. Ini disebabkan karena pupuk P sulit
tersedia bagi tanaman.
9. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan
bertujuan untuk:
· Mengurangi persaingan antar-tanaman
dalam menyerap unsur hara di tanah yang kurang subur.
· Mencegah tanaman kekurangan sinar
matahari di tanah yang subur.
Penjarangan dan penyulaman dilakukan ketika tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam. Jumlah tanaman yang disisakan setelah penjarangan adalah dua batang per rumpun. Tanaman yang disisakan adalah yang paling baik pertumbuhannya.
Penjarangan dan penyulaman dilakukan ketika tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam. Jumlah tanaman yang disisakan setelah penjarangan adalah dua batang per rumpun. Tanaman yang disisakan adalah yang paling baik pertumbuhannya.
10. Penyiangan
•
Penyiangan bertujuan untuk membebaskan tanaman dari tanaman pengganggu (gulma).
•
Penyiangan dapat dilakukan dua kali, yaitu pada saat tanaman berumur 2-3 minggu
clan 5-6 minggu setelah tanam, tergantung pada keadaan gulma.
•
Alat yang digunakan: kored atau cangkul kecil.
•
Penyiangan gulma dapat dilakukan dengan me- nyebarkan jerami (mulsa) di
permukaan lahan atau menyemprotkan herbisida (obat-obatan).Obat-obatan yang
dapat dipakai antara lain adalah Agroxone-4 atau Goal 2E dengan takaran 1,5-2
liter per hektar. Penyemprotan herbisida dilakukan pada saat tanaman berumur
2-3 minggu setelah tanam
Ciri
kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning. Panen dilakukan
dengan cara membabat pangkal batang di atas permukaan tanah dengan menggunakan
sabit atau alat khusus. Berangkasan dijemur sampai kering. Setelah kering,
dipukul-pukul dengan alat pemukul, sampai biji terpisah dari berangkasannya.
Setelah biji terpisah, biasanya dibersihkan dan dijemur sampai kering betul
(mencapai kadar air 10-12 %).
Jika panen dilakukan saat musim hujan maka dapat dilakukan cara pengeringan
seperti berikut:
·
Menggantung
berangkasan kedelai pada pancangan-pancangan bambu yang sudah disediakan.
Caranya yaitu dengan mengikat pangkal-pangkal berangkasan kedelai, kemudian
pangkal ikatan (bagian tengahnya) diselipkan pada tiang-tiang bambu.
·
Menghamparkan
berangkasan-berangkasan kedelai setebal 10 cm pada lantai ruangan.
·
Kedua
cara diatas harus dilakukan di tempat yang terlindung dari hujan. Dengan kedua
cara ini (6 hari berturut-turut), daya kecambah benih dapat dipertahankan
antara 80-98%. Kerusakan biji yang terjadi berkisar antara 0,3-0,9%. Cara lain
untuk mengeringkan di saat musim hujan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pengering(flat bed dryer/horizontal dryer). Letakkan berangkaasan kedelai pada
bak pengering,lama pengeringan antara 8-10 jam. Setiap dua jam, berangkasan
harus dibalik secara merata. Kedelai yang tidak langsung dikeringkan setelah
dipanen, akan menyebabkan daya kecambah turun sampai 37 %.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Kedelai
adalah keluarga polong-polongan.
·
Kedelai
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral seperti kalsium,
asam folat, kalium serta besi.
·
Kedelai
akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari
13 jam.
·
Kedelai
dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang).
·
Ciri
kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning.
Usaha bidang pertanian dengan budidaya tanaman kedelai sangat menguntungkan
dilihat dari analisis ekonominya tetapi dalam usaha perlu adanya perencanaan
yang matang agar tidak terjadi kesalahan dalam biaya maupun budidaya
tanamannya.
Anonim. 2010. Budidaya Tanaman
Kedelai. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html
(diakses tanggal 23 Desember 2019).
Dedenia. 2009. Teknik Bercocok
Tanam Kedelai.
http://dedenia72.wordpress.com/2009/09/04/teknik-bercocok-tanam-kedelai/
(diakses tanggal 23 Desember 2019).
Yudi, Abror. 2007. Budidaya
Kedelai. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html
(diakses tanggal 23 Desember 2019).
AAK. 1989. Kedelai. Yogyakarta:
Kanisius.
Marwanto. 1992. Budidaya Kedelai
(Glycine max L. Merill). Jakarta: Agrosia.
Arsyad, D.M. dan M. Syam. 1998.
Budidaya Kedelai. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Tettrinica Meirina, Sri Darmanti,
Sri Haryanti. 2012. PRODUKTIVITAS
KEDELAI ( Glycine max (L.) Merril
var. Lokon ) YANG DIPERLAKUKAN
DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR LENGKAP
PADA DOSIS DAN
WAKTU PEMUPUKAN YANG BERBEDA. Jurnal
Biologi MIPA UNDIP.
Andriany F Damanik, Rosmayati,
Hasmawi Hasyim. 2013. RESPONS
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI
TERHADAP PEMBERIAN
MIKORIZA DAN PENGGUNAAN UKURAN BIJI
PADA TANAH SALIN.
Jurnal Online Agroekoteknologi
Vol.1, No.2, ISSN No. 2337- 6597.
Sukmawati. 2013. RESPON TANAMAN
KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN
PUPUK ORGANIK, INOKULASI FMA DAN
VARIETAS KEDELAI DI
TANAH PASIRAN. Jurnal Pertanian
Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
Volume 7, No. 4, ISSN No. 1978-3787.