Sunday, October 27, 2019

Ruang Lingkup Teknologi Budidaya Tanaman


Ruang lingkup teknologi budidaya tanaman





1). Klasifikasi tanaman berdasarkan siklus hidup
            a. Annual : Tanaman yang memiliki siklus hidup tidak lebih dari 1 tahun, lalu setelah itu mati. contoh tanamannya adalah timun, semangka, padi, jagung, buncis, dll.
            b. Biannual : Tanaman yang memiliki siklus hidup 2 tahun. Contoh tanamannya adalah bawang, kubis, wortel, dll.
            c. Perennial : Tanaman yang memiliki siklus hidup lebih dari 2 tahun. Contoh tanamannya adalah tnaman yang berkayu (pohon) seperti apel, jeruk, dsb. Juga tanaman jyang berjenis herbal seperti jahe, mint, ginseng, dsb.


2). Klasifikasi tanaman berdasarkan kegunaannya
            a. Tanaman Pangan : Segala jenis tanaman yang mengandung karbohidrat dan protein yang bermanfaat sebagai sumber energi bagi manusia. Cotohnya adalah padi, jagung,gandum, dsb.
            b. Tanaman Hortikultura : Tanaman yang biasanya dibudidayakan di kebun skala kecil. Contohnya ialah tanaman jenis sayur, buah, dan hias.
            c. Tanaman Perkebunan : Tanaman yang ditanam umumnya bukan tanaman pokok, dibudidayakan di area luas, tanaman yang berukuran besar dengan waktu penanaman yang relative lama. Contohnya ialah tanaman kapas, cengkeh, kopi, the, kelapa sawit, karet, tebu, dsb.
            d. Tanaman Obat : Tanaman yang memiliki senyawa tertentu yang berguna buat tubuh dan bermanfaat sebagai obat. Contohnya ialah jahe, kunyit, temulawak, dsb.




3). Poin Utama Kegiatan Budidaya Tanaman


-INPUT

• Bahan Tanam (benih) : a). Benih,  bahan tanam berupa biji / seed
b). Bibit, bahan tanam berupa tanaman muda – Hasil dari perkembangbiakan generatif (berasal dari biji) – Hasil perkembangbiakan vegetatif (Tunas, Rimpang, Cangkok, Stek, dll.)

• Media Tanam (tanah) : a). Tanah – Lahan sawah  – Lahan tegalan/kebun
b). Air (Hidroponik)
c). Agar (media dalam kultur jaringan)

• Pupuk : a). Organik  (Kompos, Pupuk Hijau, Bokashi, Pupuk Hayati, dll.)
b). Anorganik (Pupuk Tunggal [Urea, KCl, SP36], Pupuk Majemuk [NPK, AB Mix])


 • Pestisida : a). Organik (Ekstrak daun mimba, Ekstrak bawang putih, Pestisida hayati)
b).  Anorganik (Racun Kontak, Racun Sistemik)


 • Alat pertanian : a). Alat Tanam
b). Alat perawatan tanaman, pengendalian Hama & Penyakit Tanaman
c). Alat Panen




-PROSES


• Pembibitan : a). Kegiatan menyemai benih pada media persemaian (Fase pertumbuhan benih hingga menjadi bibit)
b). Kegiatan memperbanyak tanaman melalui perbanyakan vegetatif (Teknik perbanyakan vegetatif).
c). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :  Kondisi benih (Vigor [daya tumbuh], Ber-nas), Kondisi lingkungan (Suhu, Kelembaban, Air, Cahaya)


• Persiapan media tanam (pengolahan lahan) :
(1) Pengolahan tanah   – bersih dari tanaman budidaya yang sebelumnya ditanam, bersih dari rumput/gulma) – penggemburan tanah – Pembuatan bedengan/guludan.
(2) Pengaturan jarak tanam – Jarak tanam bervariasi bergantung pada jenis tanaman, tujuan budidaya, atau pertimbangan yang lain.
(3) Aplikasi pupuk pra-tanam – pupuk organik diberikan pada tanah 2 minggu sebelum tanam/transplanting – pemberian kapur pertanian (dolomit) pada tanah cenderung bersifat asam.
(4) Pemasangan mulsa hitam perak.


• Tanam :
a). Tanam benih langsung – Dilakukan dengan menanam benih langsung di lahan budidaya (tanpa pembibitan)
b).  Pindah Tanam (Transplanting) – Dilakukan dengan menanam bibit yang telah disiapkan melalui kegiatan persemaian
c). Penyulaman tanaman – Dilakukan dengan mengganti tanaman baru dengan umur dan kriteria fisik serupa dikarenakan tanaman yang ditanam tidak tumbuh atau mati – Penyulaman dilakukan tidak lebih dari 7 hari setelah tanam (HST)


• Perawatan tanaman :
a). Pencegahan Hama & Penyakit – Dilakukan dengan melakukan teknik pencegahan, contohnya  seperti pemasangan jala mengelilingi tanaman untuk mencegah hama burung pada tanaman padi, atau mencegah hama kupu pada tanaman bawang merah. Juga pencabutan tanaman gulma yang berpotensi menjadi tanaman inang bagi vektor pembawa penyakit/virus.
b). Pengendalian Hama & Penyakit – Dilakukan dengan melakukan pengamatan rutin, bila ada tanaman terserang penyakit segera beri penanganan.
c). Pengairan.
d). Pemupukan.
f). Pemberian Air – Pemberian tegakan atau para-para dan sejenisnya untuk menunjang pertumbuhan tanaman.  Contoh  pada tanaman kacang panjang, tomat, timun, melon, dsb. 
g). Pembumbunan – Menaikkan tanah disekitar perakaran pada tanaman jagung
h). Pemangkasan tunas samping, atau dapat juga dilakukan pemangkasan daun
i). Penyiangan gulma.




-OUTPUT


• Teknik Panen : a). dipanen keseluruhan bagian tanaman dengan cara dicabut hingga akar
b). dipanen dengan dipetik bagian tertentu saja, contoh : buah, bunga

• Hasil Panen : Kategori hasil panen - Sayur Daun (Kubis, Bayam), Sayuran Buah (Tomat, Paprika), Buah (Apel, Mangga) , Umbi (Tela, singkong), Akar (Wortel), Bunga , Biji (Jagung, gandum, padi).

• Sisa Panen : Sisa hasil panen lebih baik dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos, atau juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produk olahan lain.

• Data : (1) Setiap kegiatan budidaya pertanian, data adalah suatu hal yang sangat mudah diperoleh namun sering diabaikan.
(2) Data selama kegiatan budidaya, dapat membantu pembudidaya dalam melakukan budidaya selanjutnya.
(3) Beberapa jenis data penting:
a). Penilaian visual terkait varietas yang ditanam dan teknik budidaya yang diterapkan.
b). Tingkat produktifitas tanaman budidaya.
c). Jenis dan tingkat serangan hama penyakit.
d). dll.

Saturday, October 19, 2019

Padi Sawah dan Padi Gogo

Padi Sawah dan Padi Gogo

 

Penjelasan dan Perbedaan dari Padi Sawah dan Padi Gogo, baik dari pembibitan hingga pasca panen.



PADI SAWAH
PADI GOGO
PEMBIBITAN
Siapkan benih padi yang akan digunakan, dan rendam selama minimal sehari semalam. Lalu tiriskan dan tunggu hingga benih berkecambah. Siapkan lahan becek berlumpur yang telah tercampur pupuk dengan dosis yang telah disesuaikan. Tabur benih padi yang telah berkecambah dan tunggu selama tidak lebih dari 2 minggu.
Siapkan benih padi gogo, setidaknya minimal 3 varietas. Tanam benih ke lahan yang telah diberi pupuk sesuai dosis. Langkah ini sangat penting karena bila pembibitan gagal, maka pertumbuhan padi nantinya tidak akan sempurna.

PENGOLAHAN LAHAN
Bersihkan lahan dari rerumputan dan semak belukar, kumpulkan semua itu lalu dibakar. Kemudian aliri lahan dengan air agar tanah gembur dan lunak. Pada tahap ini bisa menggunakan tractor atau bajak dengan tenaga sapi/kerbau, juga bisa menggunakan cangkul.

Setelah tanah gembur, genangi lahan dengan air hingga ketinggian 5-10 cm. diamkan sampai 2 minggu agar tanah semakin berlumpur, dan racun-racun di tanah ternetralisasi oleh air.
Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan 2 kali, pengolahan tanah pertama dilakukan pada musim kemarau atau setelah turun hujan pertama, dan pengolahan kedua saat menjelang tanam,
Pengolahan tanah bisa dilakukan dengan menggunakan cangkul, atau traktor atau ternak secara disingkal, Kemudian lahan dibiarkan atau dikelantangkan (diangin-angin kena sinar matahari).
Apabila sudah turun hujan terus menerus atau kontinyu yang memungkinkan untuk tanam, lahan diolah lagi untuk menghaluskan bongkahan sambil meratakan tanah sampai siap tanam,
Apabila kondisi lahan berlereng sampai bergelombang, setelah pengolahan tanah pertama lakukan pembuatan teras gulud atau perbaikan teras yang rusak,
Pada lahan yang terbuka dan relatif datar perlu dibuat bedengan memanjang, dengan lebar bedengan sekitar 5 meter. Antara bedengan di buat saluran sedalam 20 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase, Pembuatan drainase sangat diperlukan, karena bila terjadi hujan terus menerus pada beberapa akan terjadi genangan yang menyebabkan kelembaban tanah yang tinggi yang dapat merangsang munculnya jamur upas yang dapat menyerang padi gogo. 

PENANAMAN
Benih-benih yang telah muncul tunas muda sebelumnya dipindahkan dan ditanam pada lahan yang telah disiapkan. cara tanamnya bisa dengan cara tunggal maupun ganda, atau juga bisa dengan Teknik jajar legowo.

Pada proses penanaman keadaan lahan tidak tergenangi air, dan kedalaman penanaman antara 1-15 cm, tidak terlalu dalam dengan bentuk perakaran seperti huruf ‘L’ agar akar dapat tumbuh sempurna.

Di Lahan kering, kegiatan tanam baru dapat dilakukan bila curah hujan sudah cukup stabil atau curah hujan mencapai 60 mm dekade (10 hari), biasanya ada pada akhir bulan Oktober sampai akhir Nopember, Penanaman padi gogo dapat menggunakan alat bantu tugal,
Benih ditanam dengan kedalaman sekitar 5 cm (cukup dalam untuk menghindari dari gangguan semut, dll), kemudian ditutup dengan tanah, Disarankan juga untuk menanam lebih dari 3 (tiga) varietas padi gogo dan setiap varietas ditanam pada bedengan yang berbeda (Sistem mozaik), semisal lubang pertama varietas A, lubang kedua Varietas B, lubang ketiga Varietas C, lubang keempat Varietas A, dst. Penanaman dengan sistem mozaik ini akan mengurangi terjadinya serangan penyakit pada tanaman padi gogo.
Penanaman sebaiknya menggunakan sistem tanam jajar legowo (2:1 atau 4:1) dengan jarak tanam 30 x 20 x 10 cm. Untuk membuat larikan pada sistem jajar legowo dapat dibantu dengan alat semacam caplak untuk padi sawah.
Bila keadaan lahan tidak datar atau berlereng, sebaiknya pengaturan barisan tanaman harus memotong lerang, agar bila terjadi hujan yang relatif tinggi dapat mengurangi terjadinya aliran permukaan yang menyebabkan erosi.
Setelah terbentuk larikan dengan jarak tanam legowo, benih ditanam sebanyak 4-5 butir/lubang, Setelah benih di tanam, kemudian ditutup dengan tanah

PERAWATAN
Penyiangan atau pembersihan lahan dari gulma dan rumput liar yang mengganggu perlu dilakukan agar pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu. Penyiangan dapat dimulai saat umur masa tanam padi sudah menginjak usia minggu ke-3. Selanjutnya penyiangan dilakukan setiap 2-3 minggu sekali. Penyiangan disarankan dengan mencabut gulma atau rumput liar itu atau menggunakan cara gasrok.

Ada juga gangguan lain yang berupa penyerangan hama, diantaranya tikus, orong-orong, lembing, belalang, walang sangit, ataupun wereng. Pengendalian hama bisa menggunakan musuh alami hama tersebut atau disemprot pestisida.
Untuk mengurangi kerugian akibat dari gangguan hama dan penyakit, perlu dilakukan strategi pengendalian yang terencana,dengan menerapkan konsep pengendalian secara terpadu(PHT), dan juga monitoring secara terjadwal harus dilakukan agar keberadaan hama dan penyakit bisa diketahui sejak awal.
Pengendalian gulma pada pertanaman padi gogo sebaiknya dilakukan lebih awal, yaitu pada umur 10-15 hari setelah tanaman tumbuh atau menjelang pemupukan pertama. Penyiangan kedua dilakukan pada umur 30-45 hari atau menjelang pemupukan kedua,
Penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan kored (alat untuk membersihkan rumput, bentuknya seperti cangkul kecil).
Sebaiknya ada atau tidak ada gulma tanah tetap dikored, agar sedikit dapat memotong akar tanaman padi yang diharapkan akan menstimulasi pertumbuhan akar baru.

PEMUPUKAN
Pemupukan dapat dilakukan dengan 3 tahap :

1). Tahapan pemupukan pertama dapat dilakukan saat tanaman padi berusia 7-15 hari setelah penanaman. Jenis pupuk yang dapat digunakan adalah urea dan TSP, dengan dosis 100 : 50 Kg/Hektar.

2). Tahapan pemupukan kedua dilakukan saat tanaman padi berusia 25-30 hari setelah penanaman. Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea 50 Kg/Hektar dan Phonska 100 Kg/Hektar.

3). Tahapan pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman padi berusia 40-45 hari setelah penanaman. Diwaktu ini dapat tetap menggunakan pupuk Urea, dan ditambah Za, dengan dosis 50 : 50 Kg/Hektar.
Pemberian pupuk pada padi gogo disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah.
Waktu pemupukan menunggu sampai kondisi lahan dalam keadaan lembab. Bila dilakukan dalam kondisi kering, maka kadar air tanah dan yang ada di jaringan tanaman juga akan terserap oleh pupuk yang diberikan. Bila hal itu terjadi dan berlangsung lama akan terjasi plasmolisis dan tanaman akan layu bahkan dapat mematikan tanaman.
Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi dengan menggunakan bagan warna daun (BWD)
Umumnya pupuk yang digunakan untuk padi gogo adalah 90 kg N/ha (200 kg Urea/ha), 36 kg P2O5/ha (100 kg SP36/ha), 60 kg K2/ha (100 kg KCl/ha),
Waktu pemupukan adalah; 10-15 hst dengan jenis dan takaran pupuk yang diberikan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP 36, dan 100 kg KCl/ha. Pupuk urea susulan diberikan sesuai BWD.

PANEN & PASCA PANEN
Padi yang siap Dipanen memiliki tanda-tanda Gabah yang telah bewarna kuning, dan buah padi terlihat menunduk karena sudah terisi beras. Proses panen dapat menggunakan sabit bergerigi maupun striper. Untuk menghindari kehilangan hasil panen yang signifikan diusahakan panen hasil tanaman padi harus tepat waktu, dan langsung padi tersebut setelah disabit.

Setelah proses tersebut padi diangkut dan dikeringkan dengan matahari atau dengan mesin pengering buatan. Kemudian padi dipisahkan biji dari kulitnya menggunakan mesin. Tahapan akhirnya adalah pengemasan dan padi siap diedarkan.

Panen dapat dilakukan bila sudah melebihi umur masak fisiologis atau lebih dari 95 % gabah telah mengunig, Panen umumnay dilakukan pada umur 110 – 130 hari tergantung pada varietas yang di tanam,
Pemanenan VUB biasanya dilakukan dengan sistem babat bawah, kemudian digebot atau menggunakan mesin threser seperti panen pada padi sawah,
Hasil panen dapat langsung dibawa, dan diproses dengan dilakukan penjemuran,
Setelah gabah kering (Kadar air 14 %), gabah dimasukkan pada karung, kemudian disimpan atau dijual.


Saturday, October 12, 2019

Pengertian Teknologi Budidaya Pertanian

Sejatinya adalah alat, cara atau metode yang digunakan dalam mengolah tanaman sampai dewasa atau siap panen agar berdayaguna dan berhasilguna baik berupa produk bahan mentah, setengah jadi maupun siap pakai.
Dalam prosesnya sendiri, Teknologi budidaya tanaman tidak bisa lepas dari suatu proses yang bernama fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan karbohidrat dari bahan anorganik yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun, yaitu klorofil.
Ada 4 unsur utama yang diperlulkan tanaman agar proses fotosintesis dapat terjadi. 4 hal itu yaitu…
1.       Tanah

Tanah memiliki beberapa unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk berfotosintesis. Unsur-unsur tersebut antara lain karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Cl), Belerang (S), Magnesium (Mg), Nitrogen (N), dan Besi (Fe).

Tanah memiliki banyak manfaat yang dapat digunakan, diantaranya menanam tumbuhan. namun tanah juga bisa rusak bila terdapat banyak polusi. Maka dari itu konservasi tanah dan perawatan tanah sangat penting untuk dilakukan.

Tanah memiliki 2 unsur yang membentuknya, yaitu :
a). Unsur Mineral (Fraksi Anorganik)
       
        Yaitu komponen penyusun tanah dengan persentase paling tinggi, angkanya mencapai 45 %. Unsur ini terbentuk dari proses pelapukan batuan yang berlangsung dalam jangka waktu lama.

b). Unsur Organik (Humus)

        Hanya berjumlah 5 % yang berasal dari proses dekomposisi yang berasal dari makhluk hidup yang mati.


2.       Cahaya

Suatu gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Cahaya juga merupakan salah satu syarat agar tanaman dapat berfotosintesis. Namun tidak semua energi cahaya dapat diabsorbsi(diserap) oleh tanaman untuk fotosintesis.  Cahaya yang hanay dapat diserap tanaman mempunyai panjang gelombang 400 Ml Micron – 750 Ml Micron yang disebut PAR (Photosyntethic Activity Radiation).

Fotosintesis memang perlu cahaya, namun ada beberapa tanaman yang hanya butuh sedikit cahaya. Sebaliknya jika terlalu banyak cahaya maka pertumbuhan tanaman tersebut akan terganggu.

Beberapa sifat cahaya yang dapat dimanfaatkan tanaman antara lain :

a). Dapat menembus zona bening (air) yang berguna untuk tanaman dibawah permukaan air.
b). Sifat paparan cahaya matahari yang berbanding lurus terhadap luas permukaan.

3.       Udara

Udara di bumi terdiri dari 3 unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol. Kandungan udara kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% argon, 0,04% karbon dioksida, dan gas-gas lain yang terdiri dari neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon, ozon, radon.. Udara merupakan salah satu syarat penting lainnya agar tanaman dapat berfotosintesis.

Pada pagi hari tanaman menyerap Karbon Dioksida (CO) dan melepaskan Oksigen (O₂), sedangkan pada malam hari adalah sebaliknya. Timbul dilematis bahwa Oksigen (O₂) yang dihasilkan tumbuhan pada siang hari diambil kembali pada malam hari. Kenyataannya tidak demikian, pada siang hari tumbuhan melakukan aktivitas optimum dengan bantuan sinar matahari tumbuhan melakukan fotosintesis, menghasilkan Oksigen (O₂) dan zat gula. Pada malam hari aktivitas tumbuhan sangat rendah, sehingga Oksigen (O₂) yang diperlukanpun sangat rendah dan bahkan kurang dari setengah oksigen yang dihasilkan pada siang hari. Kelebihan Oksigen (O₂) tersebut dibutuhkan oleh manusia dan hewan.

Udara juga mempunyai kelembaban yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman. Ada beberapa tanaman yang  perlu kelembaban udara yang tinggi untuk tumbuh semisal jamur. Ada juga tumbuhan yang hanya perlu kelembaban udara yang rendah, semisal kaktus.


4.       Air

Air adalah unsur yang memenuhi ⅔ dari seluruh permukaan bumi, tidak heran bila hampir disetiap aktivitas kehidupan air adalah benda yang selalu diperlukan. Tidak terkecuali bagi tanaman, air adalah salah satu syarat agar fotosintesis dapat terjadi.

Beberapa fungsi air bagi tanaman adalah :
a) Pengisi cairan tubuh tanaman.
b) Pelarut unsur hara yang terdapat di dalam tanah.
c) Membantu penyerapan unsur hara (makanan) dari dalam tanah oleh akar tanaman.
d) Mengangkut unsur hara ke seluruh organ tanaman.
e) Membantu memperlancar metabolisme terutama pada proses fotosintesis lalu mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman.
f) Melancarkan aerasi udara dan suplai oksigen dalam tanah.