Saturday, October 19, 2019

Padi Sawah dan Padi Gogo

Padi Sawah dan Padi Gogo

 

Penjelasan dan Perbedaan dari Padi Sawah dan Padi Gogo, baik dari pembibitan hingga pasca panen.



PADI SAWAH
PADI GOGO
PEMBIBITAN
Siapkan benih padi yang akan digunakan, dan rendam selama minimal sehari semalam. Lalu tiriskan dan tunggu hingga benih berkecambah. Siapkan lahan becek berlumpur yang telah tercampur pupuk dengan dosis yang telah disesuaikan. Tabur benih padi yang telah berkecambah dan tunggu selama tidak lebih dari 2 minggu.
Siapkan benih padi gogo, setidaknya minimal 3 varietas. Tanam benih ke lahan yang telah diberi pupuk sesuai dosis. Langkah ini sangat penting karena bila pembibitan gagal, maka pertumbuhan padi nantinya tidak akan sempurna.

PENGOLAHAN LAHAN
Bersihkan lahan dari rerumputan dan semak belukar, kumpulkan semua itu lalu dibakar. Kemudian aliri lahan dengan air agar tanah gembur dan lunak. Pada tahap ini bisa menggunakan tractor atau bajak dengan tenaga sapi/kerbau, juga bisa menggunakan cangkul.

Setelah tanah gembur, genangi lahan dengan air hingga ketinggian 5-10 cm. diamkan sampai 2 minggu agar tanah semakin berlumpur, dan racun-racun di tanah ternetralisasi oleh air.
Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan 2 kali, pengolahan tanah pertama dilakukan pada musim kemarau atau setelah turun hujan pertama, dan pengolahan kedua saat menjelang tanam,
Pengolahan tanah bisa dilakukan dengan menggunakan cangkul, atau traktor atau ternak secara disingkal, Kemudian lahan dibiarkan atau dikelantangkan (diangin-angin kena sinar matahari).
Apabila sudah turun hujan terus menerus atau kontinyu yang memungkinkan untuk tanam, lahan diolah lagi untuk menghaluskan bongkahan sambil meratakan tanah sampai siap tanam,
Apabila kondisi lahan berlereng sampai bergelombang, setelah pengolahan tanah pertama lakukan pembuatan teras gulud atau perbaikan teras yang rusak,
Pada lahan yang terbuka dan relatif datar perlu dibuat bedengan memanjang, dengan lebar bedengan sekitar 5 meter. Antara bedengan di buat saluran sedalam 20 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase, Pembuatan drainase sangat diperlukan, karena bila terjadi hujan terus menerus pada beberapa akan terjadi genangan yang menyebabkan kelembaban tanah yang tinggi yang dapat merangsang munculnya jamur upas yang dapat menyerang padi gogo. 

PENANAMAN
Benih-benih yang telah muncul tunas muda sebelumnya dipindahkan dan ditanam pada lahan yang telah disiapkan. cara tanamnya bisa dengan cara tunggal maupun ganda, atau juga bisa dengan Teknik jajar legowo.

Pada proses penanaman keadaan lahan tidak tergenangi air, dan kedalaman penanaman antara 1-15 cm, tidak terlalu dalam dengan bentuk perakaran seperti huruf ‘L’ agar akar dapat tumbuh sempurna.

Di Lahan kering, kegiatan tanam baru dapat dilakukan bila curah hujan sudah cukup stabil atau curah hujan mencapai 60 mm dekade (10 hari), biasanya ada pada akhir bulan Oktober sampai akhir Nopember, Penanaman padi gogo dapat menggunakan alat bantu tugal,
Benih ditanam dengan kedalaman sekitar 5 cm (cukup dalam untuk menghindari dari gangguan semut, dll), kemudian ditutup dengan tanah, Disarankan juga untuk menanam lebih dari 3 (tiga) varietas padi gogo dan setiap varietas ditanam pada bedengan yang berbeda (Sistem mozaik), semisal lubang pertama varietas A, lubang kedua Varietas B, lubang ketiga Varietas C, lubang keempat Varietas A, dst. Penanaman dengan sistem mozaik ini akan mengurangi terjadinya serangan penyakit pada tanaman padi gogo.
Penanaman sebaiknya menggunakan sistem tanam jajar legowo (2:1 atau 4:1) dengan jarak tanam 30 x 20 x 10 cm. Untuk membuat larikan pada sistem jajar legowo dapat dibantu dengan alat semacam caplak untuk padi sawah.
Bila keadaan lahan tidak datar atau berlereng, sebaiknya pengaturan barisan tanaman harus memotong lerang, agar bila terjadi hujan yang relatif tinggi dapat mengurangi terjadinya aliran permukaan yang menyebabkan erosi.
Setelah terbentuk larikan dengan jarak tanam legowo, benih ditanam sebanyak 4-5 butir/lubang, Setelah benih di tanam, kemudian ditutup dengan tanah

PERAWATAN
Penyiangan atau pembersihan lahan dari gulma dan rumput liar yang mengganggu perlu dilakukan agar pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu. Penyiangan dapat dimulai saat umur masa tanam padi sudah menginjak usia minggu ke-3. Selanjutnya penyiangan dilakukan setiap 2-3 minggu sekali. Penyiangan disarankan dengan mencabut gulma atau rumput liar itu atau menggunakan cara gasrok.

Ada juga gangguan lain yang berupa penyerangan hama, diantaranya tikus, orong-orong, lembing, belalang, walang sangit, ataupun wereng. Pengendalian hama bisa menggunakan musuh alami hama tersebut atau disemprot pestisida.
Untuk mengurangi kerugian akibat dari gangguan hama dan penyakit, perlu dilakukan strategi pengendalian yang terencana,dengan menerapkan konsep pengendalian secara terpadu(PHT), dan juga monitoring secara terjadwal harus dilakukan agar keberadaan hama dan penyakit bisa diketahui sejak awal.
Pengendalian gulma pada pertanaman padi gogo sebaiknya dilakukan lebih awal, yaitu pada umur 10-15 hari setelah tanaman tumbuh atau menjelang pemupukan pertama. Penyiangan kedua dilakukan pada umur 30-45 hari atau menjelang pemupukan kedua,
Penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan kored (alat untuk membersihkan rumput, bentuknya seperti cangkul kecil).
Sebaiknya ada atau tidak ada gulma tanah tetap dikored, agar sedikit dapat memotong akar tanaman padi yang diharapkan akan menstimulasi pertumbuhan akar baru.

PEMUPUKAN
Pemupukan dapat dilakukan dengan 3 tahap :

1). Tahapan pemupukan pertama dapat dilakukan saat tanaman padi berusia 7-15 hari setelah penanaman. Jenis pupuk yang dapat digunakan adalah urea dan TSP, dengan dosis 100 : 50 Kg/Hektar.

2). Tahapan pemupukan kedua dilakukan saat tanaman padi berusia 25-30 hari setelah penanaman. Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea 50 Kg/Hektar dan Phonska 100 Kg/Hektar.

3). Tahapan pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman padi berusia 40-45 hari setelah penanaman. Diwaktu ini dapat tetap menggunakan pupuk Urea, dan ditambah Za, dengan dosis 50 : 50 Kg/Hektar.
Pemberian pupuk pada padi gogo disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah.
Waktu pemupukan menunggu sampai kondisi lahan dalam keadaan lembab. Bila dilakukan dalam kondisi kering, maka kadar air tanah dan yang ada di jaringan tanaman juga akan terserap oleh pupuk yang diberikan. Bila hal itu terjadi dan berlangsung lama akan terjasi plasmolisis dan tanaman akan layu bahkan dapat mematikan tanaman.
Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi dengan menggunakan bagan warna daun (BWD)
Umumnya pupuk yang digunakan untuk padi gogo adalah 90 kg N/ha (200 kg Urea/ha), 36 kg P2O5/ha (100 kg SP36/ha), 60 kg K2/ha (100 kg KCl/ha),
Waktu pemupukan adalah; 10-15 hst dengan jenis dan takaran pupuk yang diberikan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP 36, dan 100 kg KCl/ha. Pupuk urea susulan diberikan sesuai BWD.

PANEN & PASCA PANEN
Padi yang siap Dipanen memiliki tanda-tanda Gabah yang telah bewarna kuning, dan buah padi terlihat menunduk karena sudah terisi beras. Proses panen dapat menggunakan sabit bergerigi maupun striper. Untuk menghindari kehilangan hasil panen yang signifikan diusahakan panen hasil tanaman padi harus tepat waktu, dan langsung padi tersebut setelah disabit.

Setelah proses tersebut padi diangkut dan dikeringkan dengan matahari atau dengan mesin pengering buatan. Kemudian padi dipisahkan biji dari kulitnya menggunakan mesin. Tahapan akhirnya adalah pengemasan dan padi siap diedarkan.

Panen dapat dilakukan bila sudah melebihi umur masak fisiologis atau lebih dari 95 % gabah telah mengunig, Panen umumnay dilakukan pada umur 110 – 130 hari tergantung pada varietas yang di tanam,
Pemanenan VUB biasanya dilakukan dengan sistem babat bawah, kemudian digebot atau menggunakan mesin threser seperti panen pada padi sawah,
Hasil panen dapat langsung dibawa, dan diproses dengan dilakukan penjemuran,
Setelah gabah kering (Kadar air 14 %), gabah dimasukkan pada karung, kemudian disimpan atau dijual.


No comments:

Post a Comment